Askep Anemia Hemolitik Pdf
Posted By admin On 19.09.19Askep merupakan istilah singkat dari asuhan keperawatan yang pada dasarnya berupa tugas yang harus diselesaikan oleh mahasiswa jurusan keperawatan maupun seorang perawat yang bekerja di rumah sakit umum dengan fulltime rawatan, hal ini karena seorang perawat setiap harinya bertugas untuk menuliskan resume perkembangan kesehatan pasien yang sedang di rawat bersama-sama dengan tim kesehatan lain seperti tim dokter, tim keperawatan gizi dan tim laboratorium atau dikenal dengan istilah analis, begitu juga dengan asuhan keperawatan anemia. Salah satu dari begitu banyak askep yang dilakukan dan ditulis secara lengkap dalam bentuk naskah laporan oleh perawat yaitu Asuhan Keperawatan Anemia, hal itu untuk menunjang kualitas profesi perawat itu sendiri, selain itu laporan kasus anemia di rumah sakit di seluruh indonesia sangatlah banyak dan sangat diperlukan upaya dari perawat agar meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan yang lebih spedifik dan mengarah demi tercapainya kesembuhan yang hakiki bagi setiap penderita anemia. Free kindle e-books. Oleh karena itu asuhan keperawatan dengan pasien anemia dilakukan dengan selalu memperhatikan kestabilan intake nutrisi, mengingat anemia ini dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak, maka sangat bermanfaat apabila asuhan keperawatan yang diberikan dengan sangat profesional dan memperhatikan psiko, sosio dan spiritual pasien. Askep Anemia Lengkap dari pengertian hingga evaluasi keperawatan. Menurut Tarwoto (2008. Hal 43), Patofisiologi pada klien anemia ialah Zat besi masuk dalam tubuh melalui makanan. Pada jaringan tubuh besi berupa: senyawa fungsional seperti hemoglobin, mioglobin dan enzim–enzim, senyawa besi transportasi yaitu dalam bentuk transportasi dan senyawa besi cadangan seperti ferritin dan hemosiderin.
Besi ferri dari makanan akan menjadi ferro jika dalam keadaan asam dan bersifat mereduksi sehingga mudah untuk diabsorpsi oleh mukosa usus. Dalam tubuh besi tidak terdapat bebas terapi berikatan dengan molekul protein menbebtuk ferritin, komponen proteinnya disebut apoferritin, sedangkan dalam bentuk transport zat besi dalam bentuk ferro berikatan dengan protein membentuk transferin, komponen proteinnya disebut apotransferin, dalam darah disebut serotransferin. Zat besi yang berasal dari makanan seperti daging, hati, telor, sayuran hiaju dan buah – buahan diabsorpsi di usus halus. Rata – rata dari makanan yang masuk mengandung 10 – 15 mg zat besi, tetapi hanya 5 – 10% yang dapat diabsorpsi. Penyerapan zat besi ini dipengaruhi oleh faktor adanya protein hewani dan vitamin C. Sedangkan yang menghambat serapan adalah kopi, the, garam kalsium dan magnesium, karena bersifat mengikat zat besi.
Menurut asupan zat besi yang merupakan unsur utama pembentuk hemoglobin maka kadar/produksi hemoglobin juga akan menurun. Tanda dan gejala umum anemia disebabkan penurunan pengaturan oksigen ke jaringan tubuh dan kerusakan metabolisme serta peningkatan kebutuhan oksigen pada sistem tubuh. Tanda dan gejala tersebut, di antaranya: Lemah dan letih. Sesak nafas, terutama adanya usaha napas. Takikardia dan palpitasi. Angina pektoris dan gagal jantung kongestif, terutama pada lansia.
Posts about 12 sangat berguna askep anemia hemolitik untuk bisnis kecil. Lab dengan pengertian anemia pada ibu hamil pdf kolesterol gamat rutin lain anemia. Tujuan umum penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas Sistem Hematologi & Imunologi yang berjudul ” Askep Anemia Hemolitik ”.
Kulit dan membrane mukosa pucat, terutama membran konjungtiva. Kulit pucat sangat terlihat pada orang berkulit putih, sedangkan pada individu berkulit gelap, pucat hanya dapat di identifikasi pada membran mukosa. Pengaruh, tanda, dan gejala umum lainnya ditentukan oleh jenis anemia tertentu.
Sebagai contoh, kuku ‘’ berbentuk sendok ‘’ pada seseorang yang mengalami anemia defisiensi zat besi berat (Broker 2009. Tanda: TD; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis; depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung; murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat tampak sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti sendok (koikologikia) (DB).
Rambut; kering, udah putus, menipis; tumbuh uban secara premature (AP). Gejala: sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki (AP); klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda: peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis.
Anemia Hemolytic
Mental: tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik: hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis: perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP). Menurut Carpenito (2009. Komponen implementasi dalam proses keperawatan mencakup penerapan ketrampilan yang diperlukan untuk mengimplentasikan intervensi keperawatan. Ketrempilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk implementasi biasanya berfokus pada: Melakukan aktivitas untuk klien atau membantu klien.
Melakukan pengkajian keperawatan untuk mengidentifikasi masalah baru atau memantau status masalah yang telah ada Memberi pendidikan kesehatan untuk membantu klien mendapatkan pengetahuan yang baru tentang kesehatannya atau penatalaksanaan gangguan. Membantu klien membuat keptusan tentang layanan kesehatannya sendiri. Berkonsultasi dan membuat rujukan pada profesi kesehatan lainnya untuk mendapatkan pengarahan yang tepat. Memberi tindakan yang spesifik untuk menghilangkan, mengurangi, atau menyelesaikan masalah kesehatan. Membantu klien melakukan aktivitasnya sendiri, membantu klien mengidentifikasi risiko atau masalah dan menggali pilihan yang tersedia.
Menurut Asmadi (2008. Hal 178) Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan criteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebalinya, kajian ulang ( reassessment). Secara umum, evaluasi ditunjukkan untuk: Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
Menetukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatab belum tercapai. Asmadi (2008), Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: EGC Baughman, D. C., & Hckley, J.C.
(2000) Keperawatan Medikal-Bedah: alih bahasa: yasmin asih. Editor: Monica Ester. Jakarta: EGC. Brasher, V, (2008). Aplikasi klinis patofisiologi.
Alih bahasa: Kuncara. Jakarta: EGC. (2009) Ensiklopedia Keperawatan. Editor edisi bahasa Indonesia Estu Tiar.
Jakarta: EGC. Carpenito, L.J. (2009) Diagnosis Keperawatan: aplikasi pada praktik klinis. Edisi ke Sembilan. Jakarta:EGC Corwin, E.J, (2009) Buku Saku Patofisiologi, Edisi Ke 3. Jakarta: EGC Doengoes E. (2000) Rencana Asuhan Keperawatan.